Muhammad Dicky Alghaffar S.Pd., M.Han., yang lebih dikenal dengan nama Dicky, adalah seorang individu yang dinamis dan bersemangat. Dengan sifatnya yang selalu terbuka terhadap hal-hal baru, Dicky dikenal sebagai seorang fast learner. Ia memiliki ketertarikan yang mendalam dalam dunia public speaking dan selalu menikmati interaksi dengan banyak orang. Energi dan kemampuannya dalam mengelola waktu menunjukkan dedikasinya dalam setiap aktivitas yang dijalaninya.

Pendidikan formal Dicky dimulai dengan menyelesaikan program Sarjana di bidang Pendidikan Matematika dari Universitas Sriwijaya antara tahun 2016 hingga 2019. Selama masa studinya, ia telah mencapai berbagai prestasi. Salah satunya adalah masuk sebagai finalis dalam lomba karya tulis ilmiah nasional yang diadakan oleh Universitas Padjajaran. Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa, Dicky juga aktif dalam komunitas sosial Generasi Baru Indonesia (Genbi) di bawah binaan Bank Indonesia, di mana ia menjabat sebagai pengurus harian divisi Dana dan Usaha serta PSDM. Semangat kewirausahaannya terlihat saat ia memulai bisnis kuliner berupa cemilan ringan, yaitu bakso pedas. Keberhasilannya dalam bisnis ini diakui dengan lulus dalam program mahasiswa wirausaha Universitas Sriwijaya, di mana ia mendapatkan bantuan dana dan pelatihan kewirausahaan.

Tak hanya itu, Dicky juga telah mengasah kemampuannya dalam bidang akademik dan public speaking dengan mengajar di Bimbel sejak tahun 2017. Ia juga pernah menjabat sebagai ketua divisi dana dan usaha pada himpunan jurusan pendidikan matematika periode 2017-2018. Setelah menyelesaikan pendidikan Sarjana, Dicky melanjutkan kariernya dengan mengajar Matematika untuk kelas 11 dan 12 di SMA Negeri 3 Palembang, baik untuk program IPA maupun IPS.

Kemudian, Dicky melanjutkan pendidikannya dengan mendapatkan beasiswa untuk program magister di Universitas Pertahanan Republik Indonesia dengan spesialisasi Ketahanan Energi. Selama 1,5 tahun, dari September 2021 hingga Januari 2023, ia fokus pada analisis di bidang pertahanan, khususnya energi, yang ia tuangkan dalam beberapa jurnal dan tesis. Melalui studinya, ia memahami dampak negatif energi fosil dan menyoroti pentingnya transisi ke Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai alternatif untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.